Apakah anak-anak malu bertemu orang baru di sekolah? Coba 3 cara ini


Berita - Setelah dua tahun pelatihan online 100% pertemuan tatap muka ( PTM ) kini menjadi salah satu pengalaman baru bagi anak untuk berinteraksi langsung dengan teman dan guru.

Anak-anak kini harus beradaptasi dengan kebiasaan baru, mengingat proses belajar dari rumah membutuhkan waktu dua tahun. Khususnya untuk anak usia dini.

Setiap anak dapat merasakan ketakutan bertemu orang baru sejak dini pada fase tumbuh kembang.

Bertemu orang baru dalam keluarga atau bahkan bertemu teman Teman baru di sekolah merupakan tantangan yang harus dihadapi baik oleh anak maupun orang tua.

Irene Puti Damayanti, kepala rumah tangga Cikal, menerima tantangan ini dan memberikan rekomendasi dukungan bagi orang tua untuk menyempurnakan langkah pembiasaan anak usia dini untuk bertemu orang lain dengan 3 cara berikut:

1. Role play

Dalam proses ini, Puti menyarankan, orang tua dapat belajar memahami pola komunikasi dan interaksi anak, yang disesuaikan dengan tahapan perkembangan bahasa.

Komunikasi dengan orang baru membutuhkan untuk mengajar anak-anak.

'Dengan mengetahui tahapan perkembangan bahasa anak, orang tua dapat menyiapkan contoh yang sesuai dengan proses bermain peran, antara lain cara menyapa, memperkenalkan diri atau menjawab pertanyaan, dan lain-lain,' jelas Puti dalam keterangan resminya. pernyataan dari Sekolah Cikal.

Beberapa pola pengenalan yang mungkin adalah sebagai berikut:

Jika anak merasa cemas, cemas atau tidak nyaman, lebih baik jika orang tua tidak memaksa, karena kuncinya adalah memastikan anak merasa nyaman dalam proses bertemu dan berinteraksi saat anak tumbuh dan berkembang. dengan orang baru.

“Orang tua perlu memberi ruang ketika anak masih malu dan cemas saat memulai interaksi. memberi makna, misalnya dengan kalimat; oh kakak aku mau main dulu sebelum kita ketemu yaudah ngobrol yuk kita mulai dari mama lalu kakak ayo kita tos,' katanya.

2. Pilih tempat yang nyaman agar anak dapat bertemu

Membimbing anak untuk beradaptasi dan berkomunikasi dengan orang baru juga dapat dicapai dengan menempatkan anak di ruang atau tempat yang nyaman bagi mereka.

Puti menjelaskan bahwa mengajar anak berkomunikasi dengan orang baru membutuhkan persiapan.

Anak-anak yang membutuhkan waktu lama membutuhkan ruang untuk mengamati situasi baru sebelum mereka mengenal, menyapa, dan berinteraksi.

Memilih lokasi atau area dengan gangguan minimal yang nyaman bagi anak juga akan membantu mereka berinteraksi lebih tenang dengan orang baru', ujar Puti.

3. Buat kesepakatan dengan anak

Pada poin ketiga ini, orang tua dapat bekerja dengan anak-anak mereka untuk mencapai kesepakatan bersama.

Orang tua dapat membangun diskusi tentang apa batasan tindakan atau sikap bisa dibangun.

'Dalam setiap keluarga biasanya ada aturan atau pemahaman yang bisa berbeda-beda sehubungan dengan bertemu orang baru. Orang tua bisa menyampaikan batasan-batasan yang memang perlu disepakati saat berhadapan dengan yang baru. Apa yang tidak boleh dan tidak boleh diketahui dan dipelajari oleh anak agar perilaku yang berkembang nantinya sejalan dengan kesepakatan bersama dan nilai-nilai kekeluargaan,” ujarnya. Namun, dengan menggunakan metode dan pola yang tepat, perlahan anak akan mulai beradaptasi dengan baik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara masuk WhatsApp Web dengan cepat dan mudah

Food Holding salurkan 62 juta liter minyak goreng, Papua paling sedikit

Anak perusahaan KAI membuka lowongan kerja dengan minimal lulusan D3